Jumat, 05 Oktober 2012

Genangan Waduk Gajah Mungkur

 Jalan Akses di Desa Glesungrejo yang terputus genangan yang menuju ke Kecamatan Eromoko

Kondisi saat ini genangan waduk gajah mungkur mengalami surut hingga kering keronta sampai-sampai saat ini genangan waduk tersebut menjadi areal pertanian bagi masyarakat sekitar khususnya untuk wilayah selatan dari waduk gajah mungkur tepatnya di daerah desa Glesungrejo, Karangwidodo hingga pesisir atau sepanjang tanah proyekan. Sedangkan disebelah barat dimanfaatkan juga oleh masyarakat sekitar Kecamatan Eromoko.

Pemanfaatan lahan genangan atau istilah dimasyarakat sekitar dinamakan proyekan memang menggiurkan karena tanah genangan tersebut subur dan telah menjadi agenda tahunan bagi masyarakat sekitar lokasi genangan untuk menambah penghasilan dari sektor pertanian. Kepemilikan lapak atau lahan genangan tersebut bagi masyarakat sekitar berprinsip tahu sama tahu artinya salah satu contoh tahun lalu lahan ini yang menggarap (mengerjakan) si "A" yang akan datang lahan tersebut masih milik si "A" walaupun tidak mempunyai dasar hukum sebagai hak milik atas tanah itu. Pola tanam panen sekali karena dikwatirkan musim hujan datang waduk gajah mungkur bisa meluap dan bisa menggenangi areal proyekan.

Tanaman Jagung di areal genangan

Masyarakat sekitar umumnya menanam jagung, ketimun, blewah, kedelai dan rumput gajah (pakan ternak). Penanaman jagung diareal genagan tidak sampai jagung berbuah karena selain menunggu jeda lama juga kurang efisien waktu untuk memanen dan memerlukan proses lama untuk dijadikan uang atau dijual. Kebiasaan masyarakat sekitar lokasi genangan untuk tanaman jagung biasanya dijual waktu jagung berbunga (janten), hal ini dilakukan karena lebih efisien waktu dan tidak memerlukan ekstra tenaga untuk memanen, sebab pembeli yang akan menebang pohon jagung tersebut. Memang untuk wilayah sekitar Kecamatan Pracimantoro, Giribelah, Punung dan Giriwoyo dan lain-lain mengalami kekurangan pakan ternak karena kemarau panjang rerumputan mati. Hal ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar genangan waduk gajah mungkur khususnya Desa Glesungrejo dan Kecamatan Eromoko (ditepian genangan) untuk menaman jagung sebagai alternatif pakan ternak. Bakul-bakul pakan istilahnya (pembeli) berdatangan mencari pakan ternak untuk dibeli dan dijadikan dagangan untuk dijual kembali di desa masing-masing. Bakul-bakul pakan tersebut biasanya menjual dengan untingan atau perikat. Umumnya untuk 1 ikat biasanya Rp.3.000,- hingga Rp.4.000,-an tergantung besar kecilnya pohon jagung yang diikat.
 Bekas jalan eksisting di areal pertanian

Komoditi yang lain seperti ketimun, blewah dan kedelai yang menjadi unggulan dan sebagai pilihan selain menanaman jagung.Jenis tanaman tersebut sengaja dipilih karena waktu tanam yang relatif singkat untuk ketimun dan blewah 45 hari pertumbuhan normal sudah mulai memanen, sedangkan kedelai cukup lama tapi masih cukup waktu untuk memanen, karena jika terlalu lama akan menginjak musim hujan yang airnya akan menggenangi areal pertanian tersebut.

 Kondisi jalan eksisting dari arah Kecamatan Eromoko ke Kecamatan Baturetno

Rencana pemerintah untuk membangun sarana infrastruktur di perlu kajian yang mendalam dan sosialisasi masyarakat sekitar karena jika menghinjak musim kemarau genangan WGM tersebut menjadi lahan pertanian yang subur, hal ini bisa meningkatkan hasil pendapatan masyarakat sekitar. Mega proyek yang menyerap dana APBN tersebut diperkirakan Rp. 500 M yang ditangani langsung oleh PU pusat dan saat ini sudah DED (Detail Engineering Design). Saya sebagai penduduk di desa Glesungrejo sangat mendukung pembuatan jembatan layang tersebut dan semoga menjadi kebanggaan (trade mark) bagi Kabupaten Wonogiri khususnya masyarakat sekitar WGM. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar